Sejak pandemi COVID-19 melanda dunia, kesehatan mental mahasiswa menjadi semakin rentan terganggu. Menjaga kesehatan mental selama pandemi bukanlah hal yang mudah, namun dengan strategi yang tepat, kita dapat meningkatkan kesehatan mental mahasiswa.

Salah satu strategi meningkatkan kesehatan mental mahasiswa selama pandemi adalah dengan menjaga keseimbangan antara belajar dan istirahat. Menurut dr. Raden Irawati Ismail, seorang psikiater yang juga anggota Ikatan Psikiater Indonesia (IKA), “Mahasiswa seringkali terlalu fokus pada akademik dan lupa untuk memberikan waktu istirahat yang cukup. Hal ini dapat berdampak negatif pada kesehatan mental mereka.”

Selain itu, penting juga untuk tetap terhubung dengan teman dan keluarga meskipun dalam situasi pandemi. Prof. Dr. Ir. Neneng Sunengsih, M.Psi., seorang pakar psikologi dari Universitas Indonesia, menekankan pentingnya memiliki jaringan sosial yang kuat. “Mengobrol dengan teman atau keluarga dapat membantu meredakan stres dan kecemasan yang dirasakan mahasiswa selama pandemi,” ujarnya.

Sebagai mahasiswa, penting juga untuk menjaga gaya hidup sehat. Olahraga teratur dan konsumsi makanan bergizi dapat membantu menjaga kesehatan mental. Menurut dr. Rima Tanjung, seorang dokter spesialis gizi, “Nutrisi yang baik dapat meningkatkan mood dan energi, sehingga mahasiswa dapat menghadapi tantangan akademik dengan lebih baik.”

Selain itu, tidak ada salahnya untuk mencari bantuan jika merasa kesulitan menjaga kesehatan mental. Konseling atau terapi psikologis dapat membantu mahasiswa dalam mengatasi masalah yang mereka alami. “Tidak ada yang salah dengan meminta bantuan, karena kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik,” kata dr. Raden Irawati Ismail.

Dengan menerapkan strategi-strategi tersebut, diharapkan kesehatan mental mahasiswa dapat tetap terjaga selama pandemi. Jangan ragu untuk mencari bantuan jika merasa kesulitan, karena kesehatan mental adalah aset berharga yang perlu dijaga dengan baik.